Rabu, 12 Agustus 2009

Terpasungnya Idealita

Berdasarkan pretensi pribadiku, Idealita sendiri memiliki makna Apa yang seharusnya terjadi atau didapatkan atas keadaan/kondisi yang telah ada atau yang diusahakan. Secara sederhana pengertian tersebut dapat dianalogikan bahwa seorang anak kecil yang pintar nantinya akan menjadi sukses dalam segala hal, atau juga contoh-contoh lainnya yang dapat anda gambarkan sendiri.

Sangat mudah memang memaknakan Idealita. Tetapi hal tersebut menjadi tidak mudah ketika kita membicarakan campur tangan Tuhan atas Idealita itu sendiri. Bagaimanapun juga Tuhan pasti memiliki andil atas keadaan umat-Nya. Tuhan juga memiliki otoritas yang tidak dapat ditawar lagi atas " apa yang seharusnya terjadi " tersebut. Oleh karenanya, dalam menggoreskan tulisan ini aku tidak akan menyinggung Idealita atas campur tangan Tuhan. Aku tidak sanggup untuk menganalisanya, ketidaksanggupan berdasarkan kesadaran dangkalnya pemahamanku atas kuasa-Nya. Semua yang kugoreskan ini semata-mata dilihat dari sudut pandang sekulerisme atau bersifat keduniaan saja, yang menurutku dunia saat ini semakin gila dan tidak manusiawi.

Idealnya, seorang sarjana yang pada saat kuliah dipandng pintar, rajin belajar, aktif melakukan pengembangan diri dengan kesadaran akan kebutuhan di masa depan, dan sebagainya seharusnya mendapatkan pekerjaan, penghidupan dan kondisi yang layak. Idealnya, seorang karyawan yang bekerja dengan totalitas, integritas, dan loyalitas seharusnya mendapatkan promosi, penghargaan, atau jabatan yang setimpal atas usahanya. Idealnya, seorang pembunuh atau koruptor seharusnya mendapatkan hukuman yang setimpal atas perilakunya tersebut. Tetapi bila dilihat dari sudut pandang sekulerisme yang semakin gila dan tidak manusiawi seperti disebutkan di atas, Idealita-Idealita tersebut menjadi terpasung !!!!!. Terpasung oleh realita yang kejam.

Dinamika dunia sekarang telah berubah, semakin hari semakin kejam dan semrawut oleh tangan-tangan manusia yang tidak memiliki hati dan empati. Kejahatan, KKN, kecurangan, dan sebagainya telah berkembang di mana-mana dengan kualitas dan kuantitas yang mengerikan. Semua kebiadaban tersebut menjadi hal yang biasa bagi semua orang dari strata sosial apapun dan di manapun. Entah juga atau karena kondisi saat ini yang seolah-olah menjadi pembenar atas kebiadaban tersebut. Yang jelas Idealita-Idealita yang ada menjadi tenggelam karenanya.

Karena realita yang kejam, tidak semua sarjana yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang memadai bisa mendapatkan pekerjaan, penghidupan, dan kondisi yang layak, kenyataannya nasib dan pengharapan mereka dihancurkan oleh kecurangan dan Nepotisme oknum-oknum tertentu di perusahaan/instansi. Tidak semua karyawan yang bekerja dengan totalitas, integritas, dan loyalitas mendapatkan imbalan yang setimpal atas usahanya, kenyataannya impian mereka dileburkan oleh Nepotisme, hasutan, kecurangan, iri, dengki, dan sebagainya.Tidak semua pembunuh atau koruptor mendapatkan hukuman yang setimpal, kenyataannya banyak dari mereka yang bebas berkeliaran karena menyuap mafia peradilan dan penegak hukum. Banyak yang sudah kita dengar dan rasakan, seperti main sogok, mengutamakan saudara/sejawat, menghasut teman sekerja, iri, dengki, dan sebagainya.

Semua itu adalah segelintir contoh bahwa Idealita telah terpasung oleh cacatnya realita yang ada saat ini, yang mungkin Anda sendiri juga dapat memberikan contoh lainnya berdasarkan apa yang Anda rasakan dan alami.

Ataukah mungkin ini merupakan bentuk campur tangan Tuhan atas keadaan umat-Nya yang dilakukan melalui tangan-tangan umat-Nya yang lain ??? Maafkanlah bila goresan ini diakhiri dengan pertanyaan…..

1 komentar: