Kamis, 13 Agustus 2009

Kebahagiaan Adalah Hari Ini

Hari lebaran datang lagi untuk kesekian kalinya. Umat Islam bersuka cita menyambut hari yang sakral tersebut. Berbagai macam nama diberikan, ada yang menyebutnya sebagai lebaran, ada yang menyebutnya hari kemenangan, dan ada juga yang menyebutnya sebagai hari Idul Fitri. Berbagai aktifitas juga dilakukan, ada yang sibuk mudik ke kampung halaman, ada yang membuat berbagai macam makanan, ada yang merenovasi dan merias rumah, ada yang membeli sandang baru, dan berbagai aktifitas- aktifitas lainnya. Semua aktifitas tersebut dapat dikatakan merupakan bentuk aktualisasi diri manusia atas kebahagiaan yang dialami. Tapi apakah mereka menyadari kebahagiaan tersebut?, apakah mereka juga memahami makna kebahagiaan tersebut?

Bukan lebaran yang menjadi fokus pada goresan sederhana ini. Tetapi lebih kepada makna kebahagiaan. Kebahagiaan yang mungkin tidak hanya didapatkan pada saat berlebaran, bisa juga pada setiap momen-momen kecil yang pastinya dialami oleh manusia. Kebahagiaan yang sebenarnya telah menghampiri dan telah terjadi. Sekali lagi, apakah mereka sadar makna kebahagiaan tersebut, ataukah mereka sadar bahwasannya pada suatu momen sebenarnya mereka sedang berbahagia?.

Banyak orang tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka sedang berbahagia. “Hakekat kebahagiaan sebenarnya adalah pada hari ini”, pada saat yang sedang berlangsung atau saat yang kita alami dan rasakan sekarang. Kebahagiaan bukan terletak di masa lalu atau pula di masa yang akan datang. Di masa lalu bukanlah merupakan kebahagiaan, karena kita baru bisa menyadari bahwa hal tersebut merupakan kebahagiaan ketika kita telah kehilangannya. Di masa lalu merupakan kenangan akan kebahagiaan, itupun bila kita menganggapnya sebagai hal yang membahagiakan. Kita akan menyesal bila kita mengenangnya kembali. Mengapa kita tidak bisa menikmati kebahagiaan di masa lalu secara maksimal. “Ketika orang tua kita telah tiada, sekarang baru kita menyadari, alangkah bahagianya dulu kita dapat berlebaran bersama mereka, dan mengapa dulu kita tidak berbuat banyak untuk menikmatinya”.

Di masa yang akan datang juga bukan merupakan kebahagiaan, karena hal tersebut hanyalah cita-cita/impian, yang bila kita tidak dapat mencapainya yang ada hanyalah penyesalan dan kekecewaan. Penyesalan dan kekecewaan yang menunjukkan mengapa kita tidak dapat menikmati setiap detik kebahagiaan yang sebenarnya telah kita miliki saat ini. Manusia sering terjebak dengan hal ini, buru-buru ingin menuju masa depan berharap akan mendapatkan kebahagiaan. Ketika telah mencapai klimaksnya, yang ada hanyalah penyesalan dan penyesalan tak henti. Mengapa dulu aku tidak pernah meluangkan waktu bersama orang tuaku dan berbahagia dengan mereka ?, Mengapa dulu aku melupakan keluargaku ?, Mengapa dulu aku selalu terbelenggu dan sibuk mengejar karirku ?, dan setumpuk penyesalan yang lainnya.

Kebahagiaan adalah hari ini, di saat ini atau sekarang ini. Apa yang kita miliki, alami, dan rasakan sekarang ini sebenarnya adalah kebahagiaan bagi kita. Kebersamaan bersama keluarga, pacar yang kita miliki dan kebersamaan bersamanya, harta yang kita miliki, pendidikan dan pekerjaan yang kita jalani, kesehatan yang kita rasakan, dan sebagainya adalah kebahagiaan bagi kita. Oleh karena itu nikmatilah setiap detik keadaan saat ini, sehingga kita dapat selalu berbuat lebih untuk menghargai kebahagiaan yang sebenarnya telah menghampiri dan terjadi pada diri kita. Dengan demikian, kita akan selalu bersyukur kepada Tuhan atas apa yang telah diberikan kepada kita.

Semoga kita selalu berbahagia tanpa penyesalan dan kekecewaan !!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar